Kamis, 02 Mei 2013

Psikologi " Humanistik "


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
        Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan, seperti : Abraham Maslow dan Carl Rogers. mereka mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Aliran humanistik muncul sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap pendekatan psikoanalisa dan behavioristik. Aliran humanisnik beranggapan bahwa psikoanalisis dan behavioristik tidak menghormani namusia sebagai manusia. Keduanya tidak bisa menjelaskan eksistensi manusia, seperti cinta, kraetivitas, nilai makna, makna, dan pertumbuhan pribadi. Inialh yang diisi oleh psikologi humanistik.
Konsep diatas menjadi dasar pentingnya mengetahui lebih dalam tentang teori psikologi humanistik. Teori yang menganggap bahwa setiap manusia memiliki kemampuan, bukan hanya sebagai robot yang dikendalikan oleh kekutan tak sadar atau dikendalikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan. Oleh sebab itu, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana suatu masalah dapat teridentifikasi dilihat dari pendekatan psikologi humanistik.
1.2 Rumusan masalah
a.    Bagaimana akar munculnya aliran humanistic?
b.    Siapa pelopor munculnya aliran humanistic?
c.    Bagaimana konsep dasar humanistik?
d.    Bagaimana mengidentifikasi masalah melalui pendekatan psikologi humanistik?


1.3 Tujuan Penulisan
             a. Untuk mengetahui Akar munculnya Aliran Humanistik
            b. Untuk mengetahui tokoh aliran Humanistik
            c. Untuk mengetahui konsep dasar Humanistik
            d. untuk dapat menganalisa masalah melalui pendekan psikologi humanistik

















BAB II
PEMBAHASAN
2.1            Sejarah Munculnya Aliran Humanistik
Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow dan Carl Rogers mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga” dalam aliran psikologi. Psikoanalisis dianggap sebagai kekuatan pertama dalam psikologi yang awal mulanya datang dari psikoanalisis ala Freud yang berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia yang dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna menghasilkan kepribadian yang sehat. Kelompok psikoanalis berkeyakinan bahwa perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam diri.
Kekuatan psikologi yang kedua adalah behaviorisme yang dipelopori oleh Ivan Pavlov dengan hasil pemikirannya tentang refleks yang terkondisikan. Kalangan Behavioristik meyakini bahwa semua perilaku dikendalikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan.

2.2  Tokoh Psikologi Humanstik

2.2.1         Abraham Maslow (Tokoh Psikologi Humanistik)
Lahir   : 1908 di Brooklyn, Newyork
Wafat  : 1970 (Usia 62 Tahun)
Masa Kecil : Dibesarkan dalam keluarga Yahudi dan merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara. Memiliki hubungan buruk dengan orangtuanya, terutama hidupnya. Ia sukses dalam dunia pendidikan untuk menyenangkan ayahnya.
Kontribusi pada Ilmu Psikologi : Pelopor aliran Psikologi Humanistik"


Pemikiran/Teori  :
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah kebutuhan Fisiologis, kebutuhankeselamatan dan kebutuhan keamanan, kebutuhan memiliki cinta, kebutuhan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri.

2.2.2  Carl Ransom Rogers

Lahir  : 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago
Wafat : 4 Februari 1987 -serangan jantung
Masa Kecil : Putra ke-4 dari 6 bersaudara. Keluarga berkecukupan, menganut protestas fundamentalis yang keras dan kaku dalam beragama, moral dan etika.
Kontribusi : Tokoh Psikologi Humanis, aliran fenomenologis-eksistensial
Pemikiran/Teori :
Ide pokoknya dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak – kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.


2.3             Konsep Dasar Teori Humanistik
Psikologi Humanistik adalah suatu pendekatan mengenai pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Menurut para ahli psikologi, aktualisasi diri adalah motivasi orang yang sehat, jadi manusia yang sadar dan rasio tidak lagi dikontrol oleh peristiwa masa lalu. Bagi  Humanistik, aktualisasi diri akan terhambat jika melihat masa lalu. Oleh sebab itu, humanistik lebih melihat pada masa sekarang.
Jika psikoanalisis berkeyakinan bahwa perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dalam diri, sedang behaviorisme meyakini bahwa semua perilaku dikendaikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan, maka humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka  memandang bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.

Teori Humanistik Menurut Roger
Rogers berpendapat, Humanistik adalah bagaimana memberi gambaran terhadap dirinya , Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman actual, dari situ tidak bisa mengembangkan kepribadian yang sehat. Sedangkan Congruence adanya kecocokan antara self yang dirasakan dengan kenyataan. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat). (Schultz 1991).
Rogers memiliki beberapa hipotesis tentang bagaimana ketidaksesuaian itu dapat berkembang. Rogers menggambarkan orang yang tidak sehat adalah orang yang mengalami tidak mendapatkan unconditional positive regard (penghargaan positif tanpa syarat). Sedangkan,

Teori kebutuhan menurut Maslow
Menurut maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang rendah sampai yang paling tinggi. Maslow pun keluar dengan teorinya yang terkenal, Hierarchy of need ( hirarki kebutuhan ).

A. Kebutuhan Fisiologis
            Umumnya, kebutuhan fisiologis bersifat homeostatik ( usaha untuk menjaga keseimbangan unsur fisik ) seperti makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut ( kelaparan dan kehausan ) semua kebutuahn lain ditinggalkan dan semua orang mencurahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan fisiologis.
B. Kebutuahn keamanan ( Safety )
            Setelah kebutuhan fisologis terpuaskan, maka seseorang  menginginkan rasa aman dalam menjali hidup.  Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan tersebut di manifestasikan dalam bentuk keinginan untuk memiliki sebuah rumah dilingkungan aman, keamanan dilingkungan kerja, rencana pensiun, asuransi, dan lain sebagainya.
C. Kebutuhan memiliki cinta ( Love )
Ketika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan sebagian besar sudah terpenuhi, maka lapisan ketiga kebutuhan mulaai muncul.Anda mulai merasa perlu memiliki teman, kekasih, anak-anak, hubungan kasih sayang secara mendalam dan ikatan social.Anda mulai merasa rentan terhadap kesepian dan kegelisahan social. Dalam kehiduan sehari-hari, kita menunjukan kebutuhan ini dalam bentuk keinginan untuk menikah, memiliki keluarga, menjadi bagian dari sebuah komunitas, bagian dari keluarga besar, daan anggota suatu klub, termasuk juga bagian dari apa yang kita cari dalam sebuah karir.
D.  Kebutuhan Penghargaan / Harga diri ( self Esteem )
Manakala kebutuhan cinta telah relatif terpuaskan, kekuatan motivasi melemah, diganti oleh motivasi harga diri. Kepuasan kebutuhan harga diri menimbulkan perasaan dan sikap percaya diri, diri berharga, diri mampu, dan perasaan berguna dan penting didunia. Sebaliknya, ketika kebutuhan harga diri tidak terpenuhi, maka orang akan relatif canggung, lemah, pasif, penakut, dan rendah dalam bergaul. Menurut maslow, penghargaan diri hendaknya diperoleh berdasarkan penghargaan diri kepada diri sendiri.
E. Kebutuhan ktualisasi diri
Akhirnya, sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuahan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu tidak mampu mewujudkannya/ memakainya secara maksimal. Aktualisasai diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri, untuk menyadari semua potensinya, untuk menjadi apa saja yang ia inginkan. Manusia yang dapat mencapai tingkat ini adalah manusia yang utuh. Mereka mengekspresikan kebutuahn dasar mereka secara alami, dan tidak mau ditekan oleh budaya. Seseorang yang telah sampai pada tingkat aktua;isasi diri, menunjukan bahwa ia ingin berkembang, ingin berubah, dan ingin mengalamo transformasi menjadi lebih bermakna.
            Menurut maslow, tidak ada kebutuahn yang terpenuhi 100%, rata-rata kebutuhan fisiologi terpenuhi 85%, kebutuhan keamanan 80%, kebutuhan cinta 50%, kebutuhan penghargaan 40%, dan kebutuahn aktulisasi diri terpuaskan sekitar 10%. Maslow mengatakan bahwa kebutuhan bergerak lurus dari tingkat rendah, yaitu kebutuhan fisiologi sampai tingkat paling tinggi, yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Jika seseorang belum memenuhi kebutuhan akan keamanannya, maka dia tidak akan memenuhi kebutuhan akan kasih sayang.
            Meskipun maslow dan rogers tumbuh dengan teorinya masing-masing, tapi pada dasarnya teori yang mereka gunakan memiliki kesamaan. Keduanya percaya bahwa dalam setiap diri manusia memiliki potensi untuk berkembang.
           
Adapun Tujuan pendekatan Humanistik adalah sebagai berikut :
1.         Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut apa adanya. “Saya adalah saya”.
2.         Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.
3.         Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses aktualisasi dirinya.
4.         Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau menurut kondisi dirinya.
2.4 Identifikasi Masalah
Kasus 1
Contoh:
Erin yakin bahwa dia merupakan orang yang sangat dermawan, sekalipun dia seringkali sangat pelit dengan uangnya dan biasanya hanya memberikan tips yang sedikit atau bahkan tidak memberikan tips sama sekali saat di restauran. Ketika teman makan malamnya memberikan komentar pada perilaku pemberian tipsnya, dia tetap bersikukuh bahwa tips yang dia berikan itu sudah layak dibandingkan pelayanan yang dia terima. Dengan memberikan atribusi perilaku pemberian tipsnya pada pelayanan yang buruk, aka dia dapat terhindar dari kecemasan serta tetap menjaga konsep dirinya yang katanya dermawan.

Dampak dari Inkongruensi
Rogers berpikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatanny sehingga mereka masih akan tetap mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan tingkat inkongruensi yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus.

Kasus 2
Fiona adalah mahasiswi baru di sebuah Universitas. Dia bertemu dengan teman-teman barunya. Fiona cenderung menghindari mereka karena merasa takut dengan orang-orang baru. Temannya mencoba untuk mendekatinya dengan meminta no. Hp, mengajak makan bersama di kantin tetapi Fiona selalu menolaknya. Bahkan ketika Fiona bersama- teman baru, dan hendak pergi ke toilet,salah satu temannya menawarkan diri untuk membawakan dan menjaga tasnya namun tetap ia tolak.Semasa ospek, Fiona dikenal sebagai orang yang kaku dan anti sosial.
Penjelasan terkait Kasus 2
Menurut Maslow, kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan


BAB III
KESIMPULAN
      Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme yang dipandang sebagai konsep yang tidak memanusiakan manusia. Dipelopori  Abraham Maslow dan Carl Rogers, mereka mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya yang tidak dibahas oleh psikoanalisis dan behaviorisme.
Rogers berpendapat, Humanistik adalah bagaimana memberi gambaran terhadap dirinya , Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence.). Sedangkan Menurut maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang rendah sampai yang paling tingg. Kenutuhan itu dikenal dengan  Hierarchy of need ( hirarki kebutuhan )
  Dalam menganalisis masalah, Psikologi Humanistik lebih memandang pada keadaan jiwa seseorang, bukan dilihat dari segi lingkungan.










DAFTAR PUSTAKA
Ø Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Ø Alwisol. 2012. Psikologi Kepribadian. Malang. UMM press
















MAKALAH
“ Manusia dalam Konsepsi Psikologi Humanistik “
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Psikologo Komunikasi.
Dosen pengampu :
Fatma






Oleh :
LAILI                                       Ina
Ani                                          Fahri
Aoki                                        Zulfi
Revi                                        Akim
dika                                        Tina
Ratna





JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKUTLAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAN NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013

1 komentar :

  1. sangat bermanfaat
    http://http%3A%2F%2Fblog.binadarma.ac.id%2Fkurniawan.wordpress.com

    BalasHapus