BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Psikologi
humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun
1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang
pada abad pertengahan, seperti : Abraham Maslow dan Carl Rogers. mereka
mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus
tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi
diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan
sejenisnya.
Aliran humanistik muncul sebagai reaksi
ketidakpuasan terhadap pendekatan psikoanalisa dan behavioristik. Aliran
humanisnik beranggapan bahwa psikoanalisis dan behavioristik tidak menghormani
namusia sebagai manusia. Keduanya tidak bisa menjelaskan eksistensi manusia,
seperti cinta, kraetivitas, nilai makna, makna, dan pertumbuhan pribadi. Inialh
yang diisi oleh psikologi humanistik.
Konsep diatas menjadi dasar pentingnya
mengetahui lebih dalam tentang teori psikologi humanistik. Teori yang
menganggap bahwa setiap manusia memiliki kemampuan, bukan hanya sebagai robot
yang dikendalikan oleh kekutan tak sadar atau dikendalikan oleh faktor-faktor
eksternal dari lingkungan. Oleh sebab itu, tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui bagaimana suatu masalah dapat teridentifikasi dilihat dari
pendekatan psikologi humanistik.
1.2 Rumusan masalah
a.
Bagaimana
akar munculnya aliran humanistic?
b. Siapa
pelopor munculnya aliran humanistic?
c. Bagaimana konsep dasar humanistik?
d. Bagaimana mengidentifikasi masalah melalui
pendekatan psikologi humanistik?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui Akar munculnya Aliran
Humanistik
b. Untuk mengetahui tokoh aliran
Humanistik
c. Untuk mengetahui konsep dasar
Humanistik
d. untuk dapat menganalisa masalah
melalui pendekan psikologi humanistik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah
Munculnya Aliran Humanistik
Psikologi humanistik merupakan salah
satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran
dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada
akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow dan Carl
Rogers mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara
khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri),
aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat,
individualitas dan sejenisnya.
Kehadiran psikologi humanistik
muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang
sebagai “kekuatan ketiga” dalam aliran psikologi. Psikoanalisis dianggap
sebagai kekuatan pertama dalam psikologi yang awal mulanya datang dari
psikoanalisis ala Freud yang berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia
yang dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna menghasilkan kepribadian yang
sehat. Kelompok psikoanalis berkeyakinan bahwa perilaku manusia dikendalikan
dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam diri.
Kekuatan psikologi yang kedua adalah
behaviorisme yang dipelopori oleh Ivan Pavlov dengan hasil pemikirannya tentang
refleks yang terkondisikan. Kalangan Behavioristik meyakini bahwa semua
perilaku dikendalikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan.
2.2 Tokoh Psikologi Humanstik
2.2.1
Abraham Maslow (Tokoh Psikologi Humanistik)
Lahir : 1908 di Brooklyn, Newyork
Wafat : 1970 (Usia 62 Tahun)
Masa Kecil : Dibesarkan dalam keluarga Yahudi dan merupakan anak
tertua dari tujuh bersaudara. Memiliki hubungan buruk dengan orangtuanya,
terutama hidupnya. Ia sukses dalam dunia pendidikan untuk menyenangkan ayahnya.
Kontribusi pada Ilmu Psikologi : “Pelopor aliran Psikologi Humanistik"
Pemikiran/Teori :
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul
sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Maslow percaya bahwa
manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya
yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of
Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan
atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai
yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah
kebutuhan Fisiologis, kebutuhankeselamatan dan kebutuhan keamanan, kebutuhan
memiliki cinta, kebutuhan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri.
2.2.2 Carl Ransom Rogers
Lahir : 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago
Wafat : 4 Februari 1987 -serangan jantung
Masa Kecil : Putra ke-4 dari 6 bersaudara. Keluarga berkecukupan,
menganut protestas fundamentalis yang keras dan kaku dalam beragama, moral dan
etika.
Kontribusi : Tokoh Psikologi Humanis, aliran
fenomenologis-eksistensial
Pemikiran/Teori :
Ide pokoknya dari teori – teori Rogers yaitu individu
memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup,
dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi
yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Rogers
lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan
mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan
mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi
sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu. Aktualisasi diri akan dibantu
atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak –
kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup
seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami
pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
2.3
Konsep Dasar Teori Humanistik
Psikologi
Humanistik adalah suatu pendekatan mengenai pengalaman dan tingkah laku
manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Menurut
para ahli psikologi, aktualisasi diri adalah motivasi orang yang sehat, jadi manusia
yang sadar dan rasio tidak lagi dikontrol oleh peristiwa masa lalu. Bagi Humanistik, aktualisasi diri akan terhambat
jika melihat masa lalu. Oleh sebab itu, humanistik lebih melihat pada masa
sekarang.
Jika
psikoanalisis berkeyakinan bahwa perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh
kekuatan tak sadar dalam diri, sedang behaviorisme meyakini bahwa semua
perilaku dikendaikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan, maka humanistik
mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan
mereka. Mereka memandang bahwa manusia
memiliki kemampuan untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan
hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan
humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta
mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Teori
Humanistik Menurut Roger
Rogers berpendapat, Humanistik adalah bagaimana memberi gambaran terhadap
dirinya , Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep
diri ideal. Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence.
Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman
actual, dari situ tidak bisa mengembangkan kepribadian yang sehat.
Sedangkan Congruence adanya kecocokan antara self yang dirasakan dengan
kenyataan. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan,
penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini
disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional
positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak
bersyarat). (Schultz 1991).
Rogers
memiliki beberapa hipotesis tentang bagaimana ketidaksesuaian itu dapat berkembang.
Rogers menggambarkan orang yang tidak sehat adalah orang yang mengalami tidak
mendapatkan unconditional positive regard (penghargaan positif tanpa syarat).
Sedangkan,
Teori kebutuhan
menurut Maslow
Menurut maslow,
manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan
tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang rendah sampai yang
paling tinggi. Maslow pun keluar dengan teorinya yang terkenal, Hierarchy of
need ( hirarki kebutuhan ).
A. Kebutuhan Fisiologis
Umumnya,
kebutuhan fisiologis bersifat homeostatik ( usaha untuk menjaga keseimbangan
unsur fisik ) seperti makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan
istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut
( kelaparan dan kehausan ) semua kebutuahn lain ditinggalkan dan semua orang
mencurahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan fisiologis.
B. Kebutuahn
keamanan ( Safety )
Setelah
kebutuhan fisologis terpuaskan, maka seseorang
menginginkan rasa aman dalam menjali hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan
tersebut di manifestasikan dalam bentuk keinginan untuk memiliki sebuah rumah
dilingkungan aman, keamanan dilingkungan kerja, rencana pensiun, asuransi, dan
lain sebagainya.
C. Kebutuhan
memiliki cinta ( Love )
Ketika kebutuhan fisiologis dan
kebutuhan keamanan sebagian besar sudah terpenuhi, maka lapisan ketiga
kebutuhan mulaai muncul.Anda mulai merasa perlu memiliki teman, kekasih,
anak-anak, hubungan kasih sayang secara mendalam dan ikatan social.Anda mulai merasa
rentan terhadap kesepian dan kegelisahan social. Dalam kehiduan sehari-hari,
kita menunjukan kebutuhan ini dalam bentuk keinginan untuk menikah, memiliki
keluarga, menjadi bagian dari sebuah komunitas, bagian dari keluarga besar,
daan anggota suatu klub, termasuk juga bagian dari apa yang kita cari dalam
sebuah karir.
D. Kebutuhan
Penghargaan / Harga diri ( self Esteem )
Manakala kebutuhan cinta telah
relatif terpuaskan, kekuatan motivasi melemah, diganti oleh motivasi harga
diri. Kepuasan kebutuhan harga diri menimbulkan perasaan dan sikap percaya
diri, diri berharga, diri mampu, dan perasaan berguna dan penting didunia. Sebaliknya,
ketika kebutuhan harga diri tidak terpenuhi, maka orang akan relatif canggung,
lemah, pasif, penakut, dan rendah dalam bergaul. Menurut maslow, penghargaan
diri hendaknya diperoleh berdasarkan penghargaan diri kepada diri sendiri.
E. Kebutuhan ktualisasi diri
Akhirnya, sesudah semua kebutuhan
dasar terpenuhi, muncullah kebutuahan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi
sesuatu yang orang itu tidak mampu mewujudkannya/ memakainya secara maksimal.
Aktualisasai diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya
sendiri, untuk menyadari semua potensinya, untuk menjadi apa saja yang ia
inginkan. Manusia yang dapat mencapai tingkat ini adalah manusia yang utuh.
Mereka mengekspresikan kebutuahn dasar mereka secara alami, dan tidak mau
ditekan oleh budaya. Seseorang yang telah sampai pada tingkat aktua;isasi diri,
menunjukan bahwa ia ingin berkembang, ingin berubah, dan ingin mengalamo
transformasi menjadi lebih bermakna.
Menurut
maslow, tidak ada kebutuahn yang terpenuhi 100%, rata-rata kebutuhan fisiologi
terpenuhi 85%, kebutuhan keamanan 80%, kebutuhan cinta 50%, kebutuhan
penghargaan 40%, dan kebutuahn aktulisasi diri terpuaskan sekitar 10%. Maslow
mengatakan bahwa kebutuhan bergerak lurus dari tingkat rendah, yaitu kebutuhan
fisiologi sampai tingkat paling tinggi, yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri.
Jika seseorang belum memenuhi kebutuhan akan keamanannya, maka dia tidak akan
memenuhi kebutuhan akan kasih sayang.
Meskipun
maslow dan rogers tumbuh dengan teorinya masing-masing, tapi pada dasarnya teori
yang mereka gunakan memiliki kesamaan. Keduanya percaya bahwa dalam setiap diri
manusia memiliki potensi untuk berkembang.
Adapun
Tujuan pendekatan Humanistik adalah sebagai berikut :
1.
Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima
keadaannya menurut apa adanya. “Saya adalah saya”.
2.
Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta
pandangan-pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan
dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self
actualization seoptimal mungkin.
3.
Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu
dalam proses aktualisasi dirinya.
4.
Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat
dijangkau menurut kondisi dirinya.
2.4 Identifikasi Masalah
Kasus 1
Contoh:
Erin yakin bahwa dia merupakan orang
yang sangat dermawan, sekalipun dia seringkali sangat pelit dengan uangnya dan biasanya
hanya memberikan tips yang sedikit atau bahkan tidak memberikan tips sama
sekali saat di restauran. Ketika teman makan malamnya memberikan komentar pada
perilaku pemberian tipsnya, dia tetap bersikukuh bahwa tips yang dia berikan
itu sudah layak dibandingkan pelayanan yang dia terima. Dengan memberikan
atribusi perilaku pemberian tipsnya pada pelayanan yang buruk, aka dia dapat
terhindar dari kecemasan serta tetap menjaga konsep dirinya yang katanya
dermawan.
Dampak dari Inkongruensi
Rogers berpikir bahwa manusia akan
merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka
dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatanny sehingga mereka
masih akan tetap mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan tingkat
inkongruensi yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas
selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus.
Kasus 2
Fiona adalah mahasiswi baru di sebuah Universitas. Dia
bertemu dengan teman-teman barunya. Fiona cenderung menghindari mereka karena
merasa takut dengan orang-orang baru. Temannya mencoba untuk mendekatinya
dengan meminta no. Hp, mengajak makan bersama di kantin tetapi Fiona selalu
menolaknya. Bahkan ketika Fiona bersama- teman baru, dan hendak pergi ke toilet,salah
satu temannya menawarkan diri untuk membawakan dan menjaga tasnya namun tetap
ia tolak.Semasa ospek, Fiona dikenal sebagai orang yang kaku dan anti sosial.
Penjelasan terkait Kasus 2
Menurut Maslow, kebutuhan ini
menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan,
kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur,
ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati
pada seorang anak. Biasanya seorang anak membutuhkan suatu dunia atau
lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan
kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia
akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki
kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari
hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan
BAB III
KESIMPULAN
Kehadiran
psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan
behaviorisme yang dipandang sebagai konsep
yang tidak memanusiakan manusia. Dipelopori
Abraham Maslow dan Carl Rogers, mereka
mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus
tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi
diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan
sejenisnya yang tidak dibahas oleh
psikoanalisis dan behaviorisme.
Rogers berpendapat, Humanistik adalah bagaimana memberi gambaran terhadap
dirinya , Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep
diri ideal. Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence.). Sedangkan Menurut maslow,
manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan
tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang rendah sampai yang
paling tingg. Kenutuhan itu dikenal dengan
Hierarchy of need ( hirarki
kebutuhan )
Dalam
menganalisis masalah, Psikologi Humanistik lebih memandang pada keadaan jiwa
seseorang, bukan dilihat dari segi lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Rakhmat,
Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Ø Alwisol.
2012. Psikologi Kepribadian. Malang. UMM press
MAKALAH
“ Manusia dalam Konsepsi Psikologi Humanistik “
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas
Psikologo Komunikasi.
Dosen pengampu :
Fatma
Oleh :
LAILI Ina
Ani Fahri
Aoki Zulfi
Revi Akim
dika Tina
Ratna
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKUTLAS ILMU SOSIAL DAN
HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAN NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013
sangat bermanfaat
BalasHapushttp://http%3A%2F%2Fblog.binadarma.ac.id%2Fkurniawan.wordpress.com