Senin, 26 Januari 2015

Adventure


Wisata Mangunan
# 26 Januari 2015

Masing ada sisa satu pekan untuk menikmati sisa liburan disemester ganjil ini. Hal tersebut tentu tidak saya sia-siakan. Setiap kali ada yang mengajak untuk erlibur, dengan senang hati saya trima.
            Hari ini tujuan perjalanan saya adalah kedaerah imogiri, tepatnya wisata kebun buah atau bisaya yang disebut mangunan. Perjalanan kali ini, saya ditemani oleh  teman saya Madrsah Aliyah dulu, yang sekarang tinggal di arean ponpes Wahid hasyim.
            Awalnya tidak ada niat untuk melakukan wisata hari ini, tiba-tiba, dapat BM dari kawan lama yang katanya merasa suntuk dan ingin refresing. Akhirnya saya mengiyakan keinginannya untuk pergi kemangunan. Itung-itung juga cari pengalaman, karena belum pernah kesana juga.
            Perjalann dimulai pukul 13.00 WIB dari krpyak, langsung kami menuju arah Imogiri. Hanya bermodal nekat, kami menyusuri jalan imogiri. Saya cukup hafal untuk sampai kesana, karena sudah beberapa kali melewati daerah tersebut. Sampai akhrnya menthok, kami bertanya kepada warga sekitar daerah menuju kebun buah, dan ternyata kami salah jalan. Akhirnya kami puter balik. Setelah berjalan cukup jauh dari tempat tadi, saya merasa ragu ragu, akhirnya saya bertanya lagi sama orang yang ada dipinggir jalan. Dan ternyata feeling saya benar. Jalan yang ditempuh salah.  Untuk kedua kalinya, kami harus puter balik. Tapi kali ini tidak terlalu jauh. Karena bebera kilo dari tempat tadi kami sudah menepmukan plang menuju arah mangunan. Alhamdulillah
            Beberapa kilo dari plang arah masuk, kami sudah masuk diwakawan kebun buah. Kami langsung disambut dengan pemandangan alam yang begitu eksotis. Ingin rasanya langsung berfoto-foto ria. Nmaun, kami memutuskan untuk masuk dulu kearea wisata. Biaya masuh hanya RP.5000. terbilang murah karena nanti kita akan mendapat kepuasan batin.
            Kami memarkirkan motor didepan aula pertemuan, dan memutuskan untuk berjalan. Tiba-tiba kami dikagetkan dengan teguran dari penjaga, bahwa puncak mangunan masih jauhsekitar 2 kilo, dan lebih baik ditempuh dengan motor. Hehe...maklum, ini kali pertamanya kami kesini. Saya kira sudah sampai.  Butuh perjalan sekita  45 menit untuk ampai dipuncak ini.
            Akhirnya, kami kemabali keparkiran, dan menuju arah puncak. Medan yang ditempuh lebih parah dari perjalann awal tadi, karena kondusi jalan yang mulai rusak, serta tanjakan yang cukup tajam membuat saya kesussahn melewati jalan tersebut. Tapi beruntunglah, motrsaya masih kuat sampai dipuncak mangunan.
            Sampai ditempat tujuan, pemandangan yag meankjubkan langsung mengalihkan perhatian saya. Indah sekali. Dari puncak sini, kita bisa menyaksikan hijaunya alam ini. Serasa di pucuk awan. Ditempat wisata ini, sudah disediakan bebrapa gardu yang bisa diguknakan sebagi tempat istirahat. Pagar yang membatasi dari jurang yng curam didesain dengan indah, sehingga kita bisa asyik berfoto-foto disana.
            Tempat ini cukup ramai dikunungi oleh para wisatawan, tapi rata-rata seprtinya berasal dari orang jogja sendiri. Jika dilihat dari segi penampilannya. Rata-rata yang datang kesini adalah anak muda, baik itu bersama pasangannya atau teman karibnya.
            Kami hanya menghabiskan waktu satu jam disini, karena kami harus melanjutkan perjalanan berikutnya, yaitu makan raja-raja.
# Makam Raja-raja
Pikirku sayang sekali jika sudahsamapai sini tapi tidak mampir ke tempat wisata yang satu ini, yaitu kemakam raja-raja. Karena tempat iipun masih satu lokasi dengan    
           

            

Kamis, 02 Mei 2013

Teori Kepribadian Maslow


TEORI KEPRIBADIAN MASLOW

Teori Maslow pada dasarnya teori Humanistik, tetapi bisa juga disebut sebagai psikologi transpersonal. Maslow menyebut teorinya sendiri sebagai teori holistik dinamis, yang artinya diri seseorang akan terus menerus bergerak dan termotivasi untuk menuju aktualisasi diri. Teori Maslow sangat dipengaruhi oleh motivasi, yaitu apa penyebab tingkah laku seseorang.

STRUKTUR KEPRIBADIAN
Struktur kepribadian Maslow disebut juga Jenjang Kebutuhan. Jenjang Kebutuhan ada lima, yaitu:
1.      Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis contohnya adalah makanan, air, oksigen, dan lain sebagainya. Pada kebutuhan fisiologis ini, Maslow sangat menekankan pada kebutuhan akan pemenuhan terhadap rasa lapar. Rasa lapar memiliki tingkat motivasi yang tinggi untuk dipenuhi karena manusia pada dasarnya memiliki dorongan dalam dirinya untuk memuaskan rasa laparnya sehingga kebutuhan ini menjadi kebutuhan yang paling mendasar.
2.      Kebutuhan akan Keamanan
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, mereka akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang selanjutnya, yaitu keamanan. Keamanan yang dimaksud adalah seperti perlindungan akan sesuatu yang mengancam (perang, terorisme, penyakit, dan lain-lain).  Ketika mereka tidak berhasil memenuhi kebutuhan ini, maka mereka akan mengalami kecemasan dasar (basic anxiety).
3.      Kebutuhan akan Cinta dan Keberadaan
Kebutuhan ini macamnya adalah seperti kebutuhan untuk berteman, mempunyai pasangan, dan menjadi bagian dalam suatu komunitas (keluarga, lingkungan masyarakat, negara, dan lain-lain). Kebutuhan ini sangat penting untuk dipenuhi sejak kecil sebagai proses pembentukan rasa cinta atau kasih sayang pada setiap individu.
4.      Kebutuhan akan Penghargaan
Setelah orang memenuhi ketiga kebutuhan tersebut maka mereka bisa memenuhi kebutuhan yang keempat, yaitu kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan ini meliputi kepercayaan diri, penghormatan, gengsi, atau ketenaran yang tujuannya untuk memperoleh suatu kekuatan.
5.      Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini termasuk sadar akan semua potensi yang ada pada diri kita sendiri serta adanya keinginan untuk menjadi lebih kreatif. Orang yang bisa mengaktualisasikan diri mereka dengan baik tidak tergantung dengan kebutuhan cinta maupun penghargaan. Mereka dapat terus mandiri dengan terpenuhinya kebutuhan dasar. Selain kelima kebutuhan dasar tersebut, ada tiga kebutuhan lainnya yang berpengaruh pada kesehatan psikologis, yaitu estetika, kognitif, dan neurotik.

PROSES
Kebutuhan yang berupa fisiologis, keamanan, cinta dan keberadaan, penghargaan, serta aktualisasi diri muncul secara bertahap. Dua atau lebih tahap kebutuhan dapat memotivasi seseorang secara bersamaan. Misalnya, jika kebutuhan akan penghargaan dapat terpenuhi sebesar 25% maka kebutuhan akan rasa aman juga akan terpenuhi bahkan nilainya bisa lebih tinggi dari kebutuhan penghargaan yaitu mencapai 50%. Hal ini terjadi karena semakin besar kebutuhan di level rendah terpenuhi, maka akan semakin besar kemunculan kebutuhan di level yang lebih tinggi.
Pemenuhan kebutuhan kadang kala mengalami urutan yang terbalik. Hal tersebut terjadi jika tidak dapat memahami motivasi yang mendasari suatu perilaku. Perilaku yang dipengaruhi oleh motivasi biasa dikenal dengan Perilaku penanganan. Namun ada juga tingkah laku yang tidak termotivasi, yaitu tingkah laku yang tidak didasari oleh kebutuhan namun didasari oleh factor-faktor lain seperti reaksi, pendewasaan diri, serta pengaruh obat-obatan.  Tingkah laku seperti ini biasa disebut sebagai tingkah laku ekspresif.

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Maslow mendapatkan gambaran dari kedua gurunya bahwa perkembangan manusia mengalami level yang paling tinggi ketika mencapai level aktualisasi diri. Untuk mencapainya, seseorang harus memenuhi beberapa kriteria. Pertama, seseorang harus terbebas dari penyakit psikologis. Kedua, seseorang harus hidup dengan level kecukupan dalam memenuhi hierarki kebutuhannya. Dengan demikian, seseorang tidak mengalami ancaman akan perasaan aman serta mendapatkan cinta serta penghargaan yang cukup. Ketiga adalah menjunjung tinggi nilai B. Dan yang terakhir adalah menggunakan seluruh bakat, kemampuan, serta potensi yang dimiliki. Akhirnya, seseorang yang dapat mengaktualisasikan dirinya adalah seseorang yang dapat memenuhi kebutuhan untuk tumbuh, berkembang, dan menjadi diri sendiri sesuai kemampuan yang dia bisa.

PSIKOPATOLOGI
Jonah Complex adalah ketakutan untuk mencapai puncak yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan seseorang menuju aktualisasi diri. ciri-cirinya yaitu adanya usaha untuk melarikan diri dari takdir seseorang. Maslow beralasan bahwa hal itu terjadi karena tubuh manusia tidak cukup kuat untuk bertahan melalui kenikmatan dari sebuah keberhasilan untuk jangka waktu berapapun dan sebagaian besar orang mempunyai ambisi pribadi untuk menjadi besar namun membandingkannya dengan kesuksesan orang lain sehingga mereka tidak percaya pada arogansi mereka sendiri.

PERUBAHAN PERILAKU
Bagi Maslow, tujuan terapi adalah agar klien-kliennya dapat memiliki nilai-nilai kehidupan yaitu menghargai kejujuran, keadilan, kebaikan, kesederhanaan, dst.. Oleh karena itu, psikoterapinya sebagian besar merupakan proses interpersonal sehingga melalui hubungan yang hangat dan penuh kasih dengan terapis, klien memperoleh pemenuhan kebutuhan akan cinta dan keberadaan serta mendapatkan rasa percaya diri dan penghargaan diri. Ini adalah obat psikologis yang terbaik.




Psikologi " Humanistik "


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
        Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan, seperti : Abraham Maslow dan Carl Rogers. mereka mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Aliran humanistik muncul sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap pendekatan psikoanalisa dan behavioristik. Aliran humanisnik beranggapan bahwa psikoanalisis dan behavioristik tidak menghormani namusia sebagai manusia. Keduanya tidak bisa menjelaskan eksistensi manusia, seperti cinta, kraetivitas, nilai makna, makna, dan pertumbuhan pribadi. Inialh yang diisi oleh psikologi humanistik.
Konsep diatas menjadi dasar pentingnya mengetahui lebih dalam tentang teori psikologi humanistik. Teori yang menganggap bahwa setiap manusia memiliki kemampuan, bukan hanya sebagai robot yang dikendalikan oleh kekutan tak sadar atau dikendalikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan. Oleh sebab itu, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana suatu masalah dapat teridentifikasi dilihat dari pendekatan psikologi humanistik.
1.2 Rumusan masalah
a.    Bagaimana akar munculnya aliran humanistic?
b.    Siapa pelopor munculnya aliran humanistic?
c.    Bagaimana konsep dasar humanistik?
d.    Bagaimana mengidentifikasi masalah melalui pendekatan psikologi humanistik?


1.3 Tujuan Penulisan
             a. Untuk mengetahui Akar munculnya Aliran Humanistik
            b. Untuk mengetahui tokoh aliran Humanistik
            c. Untuk mengetahui konsep dasar Humanistik
            d. untuk dapat menganalisa masalah melalui pendekan psikologi humanistik

















BAB II
PEMBAHASAN
2.1            Sejarah Munculnya Aliran Humanistik
Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow dan Carl Rogers mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga” dalam aliran psikologi. Psikoanalisis dianggap sebagai kekuatan pertama dalam psikologi yang awal mulanya datang dari psikoanalisis ala Freud yang berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia yang dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna menghasilkan kepribadian yang sehat. Kelompok psikoanalis berkeyakinan bahwa perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam diri.
Kekuatan psikologi yang kedua adalah behaviorisme yang dipelopori oleh Ivan Pavlov dengan hasil pemikirannya tentang refleks yang terkondisikan. Kalangan Behavioristik meyakini bahwa semua perilaku dikendalikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan.

2.2  Tokoh Psikologi Humanstik

2.2.1         Abraham Maslow (Tokoh Psikologi Humanistik)
Lahir   : 1908 di Brooklyn, Newyork
Wafat  : 1970 (Usia 62 Tahun)
Masa Kecil : Dibesarkan dalam keluarga Yahudi dan merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara. Memiliki hubungan buruk dengan orangtuanya, terutama hidupnya. Ia sukses dalam dunia pendidikan untuk menyenangkan ayahnya.
Kontribusi pada Ilmu Psikologi : Pelopor aliran Psikologi Humanistik"


Pemikiran/Teori  :
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah kebutuhan Fisiologis, kebutuhankeselamatan dan kebutuhan keamanan, kebutuhan memiliki cinta, kebutuhan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri.

2.2.2  Carl Ransom Rogers

Lahir  : 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago
Wafat : 4 Februari 1987 -serangan jantung
Masa Kecil : Putra ke-4 dari 6 bersaudara. Keluarga berkecukupan, menganut protestas fundamentalis yang keras dan kaku dalam beragama, moral dan etika.
Kontribusi : Tokoh Psikologi Humanis, aliran fenomenologis-eksistensial
Pemikiran/Teori :
Ide pokoknya dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak – kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.


2.3             Konsep Dasar Teori Humanistik
Psikologi Humanistik adalah suatu pendekatan mengenai pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Menurut para ahli psikologi, aktualisasi diri adalah motivasi orang yang sehat, jadi manusia yang sadar dan rasio tidak lagi dikontrol oleh peristiwa masa lalu. Bagi  Humanistik, aktualisasi diri akan terhambat jika melihat masa lalu. Oleh sebab itu, humanistik lebih melihat pada masa sekarang.
Jika psikoanalisis berkeyakinan bahwa perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dalam diri, sedang behaviorisme meyakini bahwa semua perilaku dikendaikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan, maka humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka  memandang bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.

Teori Humanistik Menurut Roger
Rogers berpendapat, Humanistik adalah bagaimana memberi gambaran terhadap dirinya , Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman actual, dari situ tidak bisa mengembangkan kepribadian yang sehat. Sedangkan Congruence adanya kecocokan antara self yang dirasakan dengan kenyataan. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat). (Schultz 1991).
Rogers memiliki beberapa hipotesis tentang bagaimana ketidaksesuaian itu dapat berkembang. Rogers menggambarkan orang yang tidak sehat adalah orang yang mengalami tidak mendapatkan unconditional positive regard (penghargaan positif tanpa syarat). Sedangkan,

Teori kebutuhan menurut Maslow
Menurut maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang rendah sampai yang paling tinggi. Maslow pun keluar dengan teorinya yang terkenal, Hierarchy of need ( hirarki kebutuhan ).

A. Kebutuhan Fisiologis
            Umumnya, kebutuhan fisiologis bersifat homeostatik ( usaha untuk menjaga keseimbangan unsur fisik ) seperti makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut ( kelaparan dan kehausan ) semua kebutuahn lain ditinggalkan dan semua orang mencurahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan fisiologis.
B. Kebutuahn keamanan ( Safety )
            Setelah kebutuhan fisologis terpuaskan, maka seseorang  menginginkan rasa aman dalam menjali hidup.  Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan tersebut di manifestasikan dalam bentuk keinginan untuk memiliki sebuah rumah dilingkungan aman, keamanan dilingkungan kerja, rencana pensiun, asuransi, dan lain sebagainya.
C. Kebutuhan memiliki cinta ( Love )
Ketika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan sebagian besar sudah terpenuhi, maka lapisan ketiga kebutuhan mulaai muncul.Anda mulai merasa perlu memiliki teman, kekasih, anak-anak, hubungan kasih sayang secara mendalam dan ikatan social.Anda mulai merasa rentan terhadap kesepian dan kegelisahan social. Dalam kehiduan sehari-hari, kita menunjukan kebutuhan ini dalam bentuk keinginan untuk menikah, memiliki keluarga, menjadi bagian dari sebuah komunitas, bagian dari keluarga besar, daan anggota suatu klub, termasuk juga bagian dari apa yang kita cari dalam sebuah karir.
D.  Kebutuhan Penghargaan / Harga diri ( self Esteem )
Manakala kebutuhan cinta telah relatif terpuaskan, kekuatan motivasi melemah, diganti oleh motivasi harga diri. Kepuasan kebutuhan harga diri menimbulkan perasaan dan sikap percaya diri, diri berharga, diri mampu, dan perasaan berguna dan penting didunia. Sebaliknya, ketika kebutuhan harga diri tidak terpenuhi, maka orang akan relatif canggung, lemah, pasif, penakut, dan rendah dalam bergaul. Menurut maslow, penghargaan diri hendaknya diperoleh berdasarkan penghargaan diri kepada diri sendiri.
E. Kebutuhan ktualisasi diri
Akhirnya, sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuahan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu tidak mampu mewujudkannya/ memakainya secara maksimal. Aktualisasai diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri, untuk menyadari semua potensinya, untuk menjadi apa saja yang ia inginkan. Manusia yang dapat mencapai tingkat ini adalah manusia yang utuh. Mereka mengekspresikan kebutuahn dasar mereka secara alami, dan tidak mau ditekan oleh budaya. Seseorang yang telah sampai pada tingkat aktua;isasi diri, menunjukan bahwa ia ingin berkembang, ingin berubah, dan ingin mengalamo transformasi menjadi lebih bermakna.
            Menurut maslow, tidak ada kebutuahn yang terpenuhi 100%, rata-rata kebutuhan fisiologi terpenuhi 85%, kebutuhan keamanan 80%, kebutuhan cinta 50%, kebutuhan penghargaan 40%, dan kebutuahn aktulisasi diri terpuaskan sekitar 10%. Maslow mengatakan bahwa kebutuhan bergerak lurus dari tingkat rendah, yaitu kebutuhan fisiologi sampai tingkat paling tinggi, yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Jika seseorang belum memenuhi kebutuhan akan keamanannya, maka dia tidak akan memenuhi kebutuhan akan kasih sayang.
            Meskipun maslow dan rogers tumbuh dengan teorinya masing-masing, tapi pada dasarnya teori yang mereka gunakan memiliki kesamaan. Keduanya percaya bahwa dalam setiap diri manusia memiliki potensi untuk berkembang.
           
Adapun Tujuan pendekatan Humanistik adalah sebagai berikut :
1.         Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut apa adanya. “Saya adalah saya”.
2.         Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.
3.         Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses aktualisasi dirinya.
4.         Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau menurut kondisi dirinya.
2.4 Identifikasi Masalah
Kasus 1
Contoh:
Erin yakin bahwa dia merupakan orang yang sangat dermawan, sekalipun dia seringkali sangat pelit dengan uangnya dan biasanya hanya memberikan tips yang sedikit atau bahkan tidak memberikan tips sama sekali saat di restauran. Ketika teman makan malamnya memberikan komentar pada perilaku pemberian tipsnya, dia tetap bersikukuh bahwa tips yang dia berikan itu sudah layak dibandingkan pelayanan yang dia terima. Dengan memberikan atribusi perilaku pemberian tipsnya pada pelayanan yang buruk, aka dia dapat terhindar dari kecemasan serta tetap menjaga konsep dirinya yang katanya dermawan.

Dampak dari Inkongruensi
Rogers berpikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatanny sehingga mereka masih akan tetap mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan tingkat inkongruensi yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus.

Kasus 2
Fiona adalah mahasiswi baru di sebuah Universitas. Dia bertemu dengan teman-teman barunya. Fiona cenderung menghindari mereka karena merasa takut dengan orang-orang baru. Temannya mencoba untuk mendekatinya dengan meminta no. Hp, mengajak makan bersama di kantin tetapi Fiona selalu menolaknya. Bahkan ketika Fiona bersama- teman baru, dan hendak pergi ke toilet,salah satu temannya menawarkan diri untuk membawakan dan menjaga tasnya namun tetap ia tolak.Semasa ospek, Fiona dikenal sebagai orang yang kaku dan anti sosial.
Penjelasan terkait Kasus 2
Menurut Maslow, kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan


BAB III
KESIMPULAN
      Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme yang dipandang sebagai konsep yang tidak memanusiakan manusia. Dipelopori  Abraham Maslow dan Carl Rogers, mereka mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya yang tidak dibahas oleh psikoanalisis dan behaviorisme.
Rogers berpendapat, Humanistik adalah bagaimana memberi gambaran terhadap dirinya , Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence.). Sedangkan Menurut maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang rendah sampai yang paling tingg. Kenutuhan itu dikenal dengan  Hierarchy of need ( hirarki kebutuhan )
  Dalam menganalisis masalah, Psikologi Humanistik lebih memandang pada keadaan jiwa seseorang, bukan dilihat dari segi lingkungan.










DAFTAR PUSTAKA
Ø Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Ø Alwisol. 2012. Psikologi Kepribadian. Malang. UMM press
















MAKALAH
“ Manusia dalam Konsepsi Psikologi Humanistik “
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Psikologo Komunikasi.
Dosen pengampu :
Fatma






Oleh :
LAILI                                       Ina
Ani                                          Fahri
Aoki                                        Zulfi
Revi                                        Akim
dika                                        Tina
Ratna





JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKUTLAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAN NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013